Minggu, 25 Desember 2011

Tantangan Kependudukan 2015

Oleh: Ratih Purnamasari


Program transmigrasi rezim Suharto pada tahun 1972 membawa keluarga Darmosuwito, seorang Jawa, menuju dataran tinggi di Irian Jaya yang kala itu masih didominasi hutan. Memboyong istri dan anaknya, Darmo berangkat ke Tanah Papua dengan kapal motor penumpang yang disewa pemerintah, dikawal ABRI, dan mendarat di Sorong, meleset dari dugaan awalnya Merauke.
Setelah mendarat mereka digiring ke penampungan yang berhimpitan dengan kompleks misionari, sebelum keesokan harinya diangkut truk menuju rumah-rumah panggung yang jadi tempat tinggal selama bertahun-tahun berikut.Bersama ribuan kepala keluarga Jawa waktu itu, Darmo resmi jadi transmigran, lalu dibagi-bagikan tanah seluas lima setengah hektar untuk
digarap menjadi pekebunan atau lahan tani. Selama hampir 20 tahun bertransmigrasi di Papua, Darmosuwito memutuskan pulang ke kampungnya di Desa Karangrejek, Gunungkidul, Yogyakarta.
Saya mewawancarai Darmosuwito di rumahnya sekitar awal Januari lalu, di mana dia bercerita panjang lebar soal program .... ingin melihat lebih banyak, download disini

diambil dari http://www.umm.ac.id/id/detail-400-tantangan-kependudukan-2015-opini-umm.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar